Berikut lirik lagu berjudul "Bangkit Lagi" — dibuat khusus untuk kamu dengan gaya bahasa baku, namun tetap relate dan membakar semangat, mengandung sarkasme halus, perumpamaan/metafora tajam, dan menyentuh hati kaum muda usia 19–35 tahun yang sedang menghadapi perjuangan hidup:
BANGKIT LAGI
(Verse 1)
Katanya aku terlalu banyak mimpi,
Padahal mereka hanya kebanyakan tidur.
Katanya jalanku terlalu sulit,
Padahal mereka tak pernah melangkah lebih dari pagar rumahnya.
Kubawa luka seperti membawa koper di stasiun,
Berat, tapi tak mungkin kutinggal begitu saja.
Jika jatuh itu dosa,
Maka aku sudah jadi pendosa yang paling berpengalaman.
(Pre-Chorus)
Mereka menertawakanku dari kursi yang tak pernah kududuki,
Tapi tak apa, aku bukan ditakdirkan untuk menonton.
Aku pemain utama dalam hidupku sendiri,
Dan tak ada naskah yang mengajarkan cara menyerah.
(Chorus)
Aku bangkit lagi, meski tulang belum kering dari luka,
Karena harapan tak akan tumbuh di tanah yang lembek oleh keluhan.
Kugenggam nyala kecil, walau diterpa angin sinis,
Karena lebih baik jadi lilin kecil... daripada jadi asap omong kosong.
Tak peduli kata dunia yang gemar mencemooh,
Karena batu pun bisa jadi berlian, jika cukup sabar dihantam tekanan.
Aku bangkit lagi—bukan untuk mereka,
Tapi untuk diriku yang belum menyerah.
(Verse 2)
Kupungut diriku dari puing-puing kemarin,
Karena tak ada pahlawan lain yang kutunggu selain diriku sendiri.
Kopi pagi dan tangisan malam, jadi rutinitas harian,
Tapi lihat, aku masih berdiri—dan senyumku tak habis.
(Bridge - Sarkas Halus)
Katanya, sukses itu cuma untuk yang beruntung,
Lucu... yang bicara biasanya tak pernah mencoba.
Mereka tertawa seolah tak punya impian,
Atau mungkin... sudah menyerah sejak semester kedua?
(Final Chorus)
Aku bangkit lagi, meski dunia bilang “cukup sudah,”
Karena aku tahu: menyerah tak akan memberiku apapun.
Langkahku mungkin lambat, tapi pasti,
Dan setiap peluhku—satu kata balasan untuk semua yang meremehkan.
Bukan untuk pamer, tapi untuk membuktikan:
Bahwa aku tak selemah yang mereka kira.
Aku bangkit lagi...
Karena aku belum selesai.
🔥 Metafora dan Sarkas dalam Lirik:
-
"Berat, tapi tak mungkin kutinggal seperti koper di stasiun" — menggambarkan beban hidup yang tidak bisa dihindari.
-
"Lebih baik jadi lilin kecil daripada jadi asap omong kosong" — sindiran bagi orang yang banyak bicara tapi tidak bergerak.
-
"Batu pun bisa jadi berlian jika cukup sabar dihantam tekanan" — motivasi puitis untuk proses panjang menuju keberhasilan.
-
"Lucu… yang bicara biasanya tak pernah mencoba" — sarkas tajam untuk para komentator pasif.
-
"Mereka tertawa seolah tak punya impian, atau mungkin sudah menyerah sejak semester kedua?" — satire terhadap orang yang pesimis terlalu dini.
Genre lagu ini cocok untuk dibawakan dalam Indie Pop/Pop Alternatif atau Pop Rock mellow, yang emosional tapi tetap penuh semangat.
Kamu mau aku bantu terusin ke aransemen atau chord juga?