Berikut versi yang sudah disingkat menjadi 4 kata per kalimat, dengan menjaga nuansa romantis, jenaka, dan penuh ajakan serius khas lirik aslinya:
(Verse 1)
Kita sudah jalan jauh.
Tapi kok belum nyampe?
Katanya mau yang serius.
Seriusnya kayak sinyal ilang.
Kamu pintar buat nunggu.
Tapi lebih pintar lagi,
Kalau bilang: "Ayo nikah."
Langsung ke pelaminan aja.
(Pre-Chorus)
Katamu, cinta tak buru-buru.
Tapi ini soal hati.
Bukan antre bioskop ya.
Kalau kamu udah yakin,
Ngapain nunggu semesta jawab?
Aku udah di sini.
Dekat, nyata, bukan kode.
Lihat aku depan mata.
(Chorus)
Arah kita sudah jelas.
Kenapa masih muter balik?
Kalau sayang, jangan setengah.
Langsung bawa ke rumah.
Searah itu saling dorong.
Bukan cuma jalan bareng.
Aku siap jadi pulangmu.
Kamu siap jadi imamku?
(Verse 2)
Kamu jago bikin senyum.
Tapi ijab lebih manis.
Senyum pas akad nanti.
Itu hadiah paling indah.
Aku tak butuh pesta.
Cukup kamu yang setia.
Serius? Aku masak mie.
Tiap malam, penuh cinta.
(Pre-Chorus)
Katamu, rezeki datang halal.
Yuk kita buru rezeki.
Biar cepat ketuk pintu.
Ini bukan ultimatum kok.
Cuma pengingat manis aja.
Kalau jodoh ya dijaga.
Bukan disimpan kayak diskon.
Basi, kadaluarsa, mengendap.
(Chorus)
Arah kita sudah jelas.
Masa sih masih ragu?
Aku tak minta ratu.
Cukup dicintai sepenuh hati.
Searah bukan soal status.
Tapi hati saling komitmen.
Tanpa nunda, tanpa nanti.
Langsung aja: ayo nikah.
(Bridge)
Kita sudah sejauh ini.
Kalau niatmu memang tulus.
Sudahi kata “nanti” yuk.
Ganti “sah” plus doa.
(Outro)
Arah kita bukan mainan.
Aku alasan pulang cepat.
Kalau sudah siap semua,
Yuk kita sehidup semati.
Kalau kamu mau dibuatkan versi ini dalam bentuk lagu bernada, aku bisa bantu juga. Mau?