ambisius

 **Judul: Bukan Ambisius**  

*(Lagu tentang bertahan di tengah dunia yang makin kejam, tanpa ilusi tapi juga tanpa menyerah)*  


---  


### **Verse 1**  

Aku bukan berlari, cuma tak mau terseret,  

Di tanah yang makin gersang, yang kuat dapat, yang lemah terinjak-injak.  

Mereka bilang *"Santai saja, hidup bukan perlombaan"*,  

Tapi lihatlah: yang santai akhirnya jadi penonton.  


Kubukan mau istana, cuma atap yang tak bocor,  

Bukan pujian, cuma tak ingin lagi ditertawakan.  

Setiap pagi kubangunkan diri dengan waspada,  

*"Kau tertinggal sedikit, kau akan jadi angka."*  


---  


### **Pre-Chorus (Sarkas Pahit)**  

*"Bersyukurlah!"* — Untuk apa? Untuk gaji yang tak cukup?  

*"Jangan materialistis!"* — Lah, makan apa besok?  

*"Yang penting bahagia!"* — Bahagia butuh nyali,  

Dan nyali butuh modal, itu kenyataan yang kau sembunyi.  


---  


### **Chorus (Lirih Tapi Menggigit)**  

**Bukan ambisius, hanya melihat kenyataan,**  

Yang miskin diinjak, yang kaya dapat pujian.  

Kubukan mau banyak, cuma tak ingin terjebak,  

Di lingkaran setan *"Nanti juga ada rezekinya"*.  


---  


### **Verse 2**  

Kutahu aku tak sendirian,  

Di gerbong kereta jam 6 pagi dengan wajah hampa.  

Kita semua berdesakan, sama-sama lelah,  

Tapi saling sikut demi kursi yang tersisa.  


Mereka yang di atas bilang *"Bersabarlah!"*,  

Sementara mereka tidur di kasur empuk.  

Kita? Berjuang tiap hari cuma untuk bertahan,  

Lalu disebut *"kurang ikhtiar"* kalau mengeluh.  


---  


### **Bridge (Ledakan Emosi)**  

Mungkin suatu hari nanti akan kudapat jawabannya,  

Atau mungkin tidak, dan hidup tetap begini.  

Tapi hari ini, aku masih akan berjalan,  

Karena berhenti berarti kalah — dan aku belum rela.  


---  


### **Chorus (Lebih Keras, Lebih Ngeri)**  

**Bukan ambisius, hanya melihat kenyataan,**  

Dunia tak adil, dan kita harus waspada.  

Kubukan mau menang, cuma tak ingin dikuburkan,  

Di lubang *"pasrah"* yang mereka gali perlahan.  


---  


### **Outro (Spoken Word, Getir)**  

Lihat aku baik-baik:  

Aku bukan pahlawan, bukan juga korban.  

Aku cuma orang yang memilih tetap berdiri,  

Di tengah badai debu yang kian gersang.  


---  


### **Kenapa Lirik Ini Kuat?**  

1. **Realita Pahit Generasi Muda:**  

   - Kritik halus pada *toxic positivity* ("Bersyukurlah!")  

   - Sindiran sistem yang tak adil ("Yang miskin diinjak, yang kaya dapat pujian")  


2. **Bahaya & Menggugah:**  

   - *"Kubukan mau menang, cuma tak ingin dikuburkan"* → Ancaman pasif generasi  

   - *"Kita saling sikut demi kursi yang tersisa"* → Analogi brutal kehidupan  


3. **Sarkasme Tajam:**  

   - *"Yang penting bahagia!"* → Bahagia butuh nyali, nyali butuh modal  

   - *"Bersabarlah!"* → Kritik pada privilege  


**Genre:**  

- **Indie Folk Gelap** (aliran Payung Teduh versi lebih pedas)  

- **Hip-Hop Melankolis** (seperti Ramengvrl tapi lebih filosofis)  


**Bonus Power:**  

Kalau mau lebih keras, tambahkan:  

*"Kita bukan malas, kita cuma lelah  

Melawan sistem yang sejak awal tak adil!"*  


Lirik ini **bukan lagu motivasi**, tapi **teriakan jujur** untuk generasi yang terjepit antara idealisme dan kenyataan. Cocok untuk didengar sambil **menatap langit malam** sambil merokok, atau **di angkutan umum** sepuluh kerja.