mau kemana

 Berikut lirik lagu berjudul "Mau ke Mana?", bertema Overthinking & Quarter-Life Crisis, dirancang dengan bahasa yang tajam, jujur, penuh perumpamaan dan sarkasme halus, serta tetap menyisakan ruang untuk harapan — sangat cocok untuk usia 19–35 yang sedang berada di fase ragu, pencarian arah, dan beban ekspektasi hidup:


🎵 Judul: Mau ke Mana? 🎵

(Verse 1)
Alarm bunyi, tapi semangat belum ikut bangun
Kalender terus berganti, tapi aku masih di titik tanya
Semua orang sibuk menuju sesuatu
Aku? Masih bingung arah mana yang bukan jebakan semata

(Pre-Chorus)
Katanya: “Ikuti kata hati”
Tapi suara hati pun kini sumbang dan ragu
Hidup ini seperti Google Maps tanpa sinyal
Semua belokan tampak benar—dan salah—di waktu yang sama

(Chorus)
Mau ke mana? Aku pun tidak tahu
Pertanyaan itu menghantui seperti notifikasi yang tak kunjung dibuka
Semua peta sudah kulihat
Tapi tak ada yang cocok dengan langkahku yang tertatih

(Verse 2)
Orang-orang berlomba posting pencapaian
Aku masih berjuang meyakinkan diri bangun dari kasur
Katanya hidup itu naik turun
Tapi kenapa turunnya lebih panjang dari jalan naiknya?

(Pre-Chorus)
Aku lelah pura-pura tahu
Padahal sebagian besar waktu hanya aku dan rasa bingung duduk berdua
Pernah ingin berhenti—bukan karena lemah
Tapi karena terlalu sering berjalan di kabut tanpa pelita

(Chorus)
Mau ke mana? Aku pun masih bertanya
Kadang ingin jadi angin—bebas, tak perlu peta
Tapi hidup butuh tujuan
Sayangnya tak semua tujuan punya jalan

(Bridge)
Tertinggal? Mungkin.
Tapi siapa yang benar-benar tahu waktu yang tepat?
Mereka bilang: "Tenang, semua akan indah"
Padahal, kadang hidup hanya butuh diterima