Berikut lirik lagu "Kapan Aku Siap?", mewakili suara hati mereka yang terjebak dalam overthinking dan quarter-life crisis—merasa tertinggal, dipaksa siap sebelum waktunya, dan dihantui pertanyaan besar tentang hidup. Lirik ini menggunakan bahasa baku yang emosional, padat makna, jujur, dan realistis; disertai sarkasme dan perumpamaan yang menggugah jiwa:
🎵 Judul: Kapan Aku Siap? 🎵
(Verse 1)
Orang berkata, “Ayo, saatnya dewasa,”
Tapi tak ada yang ajarkan cara berdamai dengan gelisah.
Katanya, “Yakinlah, semua akan indah,”
Lalu mengapa hari-hariku seperti jalan tanpa arah?
(Pre-Chorus)
Aku memikirkan semuanya—
Terlalu dalam, terlalu lama.
Sampai-sampai lupa rasanya tenang,
Seakan takut itu bagian dari rencana Tuhan.
(Chorus)
Kapan aku siap?
Jika setiap langkah ditanyai sebab.
Jika ragu dianggap lemah,
Dan diam disangka tak punya arah.
Kapan aku kuat?
Jika dunia hanya menilai hasil cepat.
Aku bukan mesin pencetak prestasi,
Aku manusia yang masih mencari arti.
(Verse 2)
Tiap ulang tahun bukan perayaan,
Hanya pengingat: waktu jalan, aku diam.
Yang lain menikah, sukses, punya rumah,
Aku masih menata diri yang bahkan belum utuh.
Scroll media sosial seperti siksaan,
Semua orang tampak ‘jadi’—aku masih dalam ‘proses’ yang disembunyikan.
Terlalu banyak suara yang bilang “Harusnya begini,”
Tapi kapan ada ruang untuk tanya: “Bolehkah aku jadi versi sendiri?”
(Bridge)
Sarkasmenya indah:
Kita disebut dewasa jika pura-pura kuat.
Dipuji saat menahan tangis,
Tapi dilupakan saat benar-benar menangis.
(Chorus)
Kapan aku siap?
Jika hidup terus berubah tanpa jeda.
Jika setiap kesalahan jadi bahan cemooh,
Dan keberanian jadi beban